Baik pria ataupun wanita bisa saja memiliki masalah kepercayaan. Tergantung pengalaman masing-masing dalam hidup. Bisa saja kita membawa isu-isu kepercayaan dari sewaktu kita kecil. Saat bertumbuh pun berbagai macam isu kepercayaan bisa saja terjadi apalagi jika kita pernah berada dalam berhubungan yang membuat perspektif tentang kepercayaan menjadi negatif.
Akan tetapi ketika kita memutuskan untuk berhubungan dengan seseorang penting sekali untuk diketahui bahwa dengan siapapun kita berhubungan, sebaik apapun dia, terkadang ada situasi-situasi dimana seseorang tetap merasa tidak aman atau tidak percaya. Di situasi ini, mungkin ada tantangan dalam diri kita yang sulit untuk mempercayai seseorang sehingga harus diselesaikan secara pribadi. Kemudian bagaimana caranya untuk membangun kepercayaan dalam hubungan jika kita memiliki isu ini?
Tentu saja hal pertama yang harus dilakukan adalah menyembuhkan diri sendiri dari peristiwa-peristiwa apapun yang membuat kita punya masalah kepercayaan. Setiap orang punya taraf pemulihan yang berbeda-beda. Ada mereka yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan dapat melakukan refleksi secara pribadi. Ada juga yang memang membutuhkan tangan-tangan profesional dalam membantu pemulihan. Inilah faktor dalam diri yang bisa kita usahakan.
Lalu faktor lainnya yang harus dipertimbangkan adalah dalam memilih pasangan. Akan lebih baik jika memiliki pasangan yang mau bekerja sama membangun komunikasi yang baik dan lancar. Artinya sama-sama terbuka tetapi tetap saling menjaga privasi. Sebenarnya pasti ada hal-hal yang kita simpan sendiri asal hal tersebut bukanlah sesuatu yang berpotensi merusak hubungan. Yang terpenting jangan sampai kita berbohong pada pasangan. Pertimbangan lain adalah untuk memilih pasangan yang dapat menyampaikan komunikasi dengan baik dan dewasa. Pilihlah seseorang ‒ yang ketika berada dalam krisis, dapat memberikan jawaban dengan penyampaian nan dewasa. Sehingga kita bisa mendiskusikan hal-hal yang menjadi kekhawatiran kita dan dia bisa menjawab tanpa bersikap kasar atau meledak-ledak.
”Pilihlah seseorang ‒ yang ketika berada dalam krisis, dapat memberikan jawaban dengan penyampaian nan dewasa. Sehingga kita bisa mendiskusikan hal-hal yang menjadi kekhawatiran kita dan dia bisa menjawab tanpa bersikap kasar atau meledak-ledak.
Sebaliknya, jika kasusnya adalah kita memiliki pasangan dengan isu kepercayaan, kita harus mengerti benar bahwa kita tidak bisa selalu menjadi pahlawannya. Untuk mengatasi ini, mungkin akan membantu jika kita mengasah kemampuan berkomunikasi dengan pasangan. Pada waktu mengungkapkan sebuah permasalahan bicarakanlah dengan baik-baik, dewasa, dan tenang. Misalnya dengan menjelaskan: “Aku lihat sepertinya aku berusaha untuk komunikasi sama kamu, tapi kamu sepertinya sulit untuk percaya. Ada apa?” Setelah membuka dan memberikannya ruang untuk mengetahui adanya permasalahan tersebut cobalah untuk mengajaknya merefleksikan kembali peristiwa di masa lalu yang mungkin membuat dia memiliki tantangan dalam hal mempercayai pasangan. Apabila memang terlihat dapat membuat hubungan ke arah yang kurang sehat ajaklah untuk berkonsultasi dengan profesional.
”Jika kita memiliki pasangan dengan isu kepercayaan, kita harus mengerti benar bahwa kita tidak bisa selalu menjadi pahlawannya.
Intinya untuk membangun kepercayaan dalam hubungan sangatlah dibutuhkan komunikasi yang baik. Diperlukan kegiatan-kegiatan berkualitas untuk mengenal satu sama lain dengan waktu yang cukup. Juga tidak kalah penting untuk menunjukkan apresiasi pada pasangan yang berbentuk afirmasi positif. Contohnya ketika kita mau pergi bersama teman-teman sampaikan pada pasangan penghargaan kita sesederhana: “Terimakasih ya sudah menghargai keputusanku untuk pergi dengan teman-teman hari ini.” Hal-hal positif yang dapat membangun ini bisa menjadi tanda bahwa kita sebagai pasangan menghargai kepercayaan yang diberikan olehnya dan akan dijaga baik-baik.
”Untuk membangun kepercayaan dalam hubungan sangatlah dibutuhkan komunikasi yang baik.
Namun memang setiap orang tidak akan luput dari kesalahan. Bisa saja pasangan kita suatu waktu menutupi sesuatu dari kita meski bukanlah hal yang besar. Tapi karena kita mungkin memiliki isu kepercayaan hal tersebut bisa saja menjadi masalah yang amat besar. Sehingga kita pun harus menyadari tantangan pada diri ini dulu sebelum menyelesaikan permasalahan dengan baik.
Selain itu kita juga harus memahami bahwa tidak selalu kebohongan yang datang dari pasangan serta-merta membuktikan bahwa dia adalah seseorang yang jahat dan selalu suka berbohong. Itulah mengapa kita perlu tahu alasannya berbohong. Ungkapkan padanya untuk tidak perlu takut bercerita apapun pada kita. Mungkin kenyataan tidak selalu terdengar menyenangkan, namun penting untuk memiliki kepercayaan bahwa seburuk apapun keadaannya tetap bisa dicari jalan keluarnya bersama-sama. Dengan mulai menanamkan keterbukaan dan kejujuran, rasa percaya juga dapat terpupuk.
”Tidak selalu kebohongan yang datang dari pasangan serta-merta membuktikan bahwa dia adalah seseorang yang jahat dan selalu suka berbohong.
Original article was published on Greatmind.
Written by a Greatmind journalist based on an interview with Inez Kristanti.
Published here with some necessary adjustments.
Illustration by: Atreyu Moniaga Project.